Mata Kuliah : Sejarah Perekonomian
Oleh : Rigo
Firmanto ( 06121004008 )
Azuar Anas ( )
Fieka Nadia ( 06121004028 )
Dosen : Dr.Farida,M.Si.
Sejak dulu wilayah Nusantara sudah menjadi kawasan
yang penting untuk pelayaran dunia, letak yang sangat strategis menghubungkan
dua dunia yakni barat dan timur membuatnnya ramai disinggahi berbagai bangsa
didunia, diantaranya bangsa China, India, Arab, hingga Yunani. Hal itu ditambah
pula dengan pulau-pulau terutama di kawasan selat Malaka hingga laut Jawa
merupakan pulau yang sangat kaya, ditambah tanah yang sangat subur menambah
nilai lebih kawasan ini, tak heran jika banyak kerajaan besar muncul silih
berganti berkuasa, perekonomian kerajaan-kerajaan tersebut bertumpu pada dua
sector besar yaitu perdagangan dan pertanian, berikut akan dibahas mengenai
perekonomian dua Negara nasional pra Indonesia, yaitu perekonomian kerajaan
Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.
Perekonomian Kerajaan Sriwijaya
W.
Wolters, seorang guru besar Sejarah Asia Tenggara di Universitas Cornell,
Amerika serikat, sekalugus seorang peneliti perkembangan sejarah Sriwijaya dari
segi ekonomi dan perdagangan, didalam bukunya yang berjudul “ Early Indonesian Commerce” ia mengatakan bahwa Sriwijaya telah berhasil
membuat sebuah permukiman besar di selatan selat Malaka dan memberdayakan
manusianya. Pusat dari Sriwijaya memang dipalembang, namun yang menjadi pusat
perekonomiannya berada dibandar-bandar pantai selat Melaka. Penguasa local
tetap diberikan kewenangan untuk mengatur wilayahnya namun tetap sebagai
bawahan Sriwijaya. Bahkan menurut catatan Cina, Hsin-tang-shu (sejarang dinasti
Sung), menyebutkan bahwa Sriwjaya kala itu sudah memiliki 14 kota dagang yang
tersebar di pantai timur Sumatera, semenanjung melayu, hingga di kepulauan
diantara dua daratan besar ini.
Sektor terbesar yang menyumbang ke
kas Negara Sriwijaya berasal dari sector pajak ekspor dan beacukai bagi kapal
asing yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang dimiliki Sriwijaya, disusul
dari sector perdagangan. Jenis-jenis komuditas ekspor Sriwijaya
diantaranya yakni kayu gaharu, kapur
barus, cendana, gadng, timah, cengkeh, pala, kapulaga, pinang, lada, ebony atau
kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah, dan kemenyan. Barang-barang ni kemudian
dibeli atau ditukarkan dengan porselen, katun, dan sutera.
Dari penelitian arkeologi di wilayah
Palembang, ditemukan bukti-bukti yang menunjang data sumber tertulis mengenai
komoditas perdagangan masa Sriwijaya seperti di atas. Temuan yang berkaitan
dengan sarana perdagangan dan pelayaran berupa pecahan (fragmen) perahu dan
mata uang Cina. Selain itu, juga ditemukan beberapa jenis komoditas, misalnya
gerabah, keramik, manik-manik, dan damar. Gerabah dan keramik terutama
ditemukan di perairan Bangka Belitung yang merupakan pintu gerbang masuk ke pusat
Sriwijaya.
F.H. van Naerssen dan R.C. de Longh,
menyatakan ada dua faktor yang menyebabkan Sriwijaya mampu menjaga kelestarian
dominasinya atas Selat Malaka yang strategis tersebut. Faktor pertama adalah
hubungan pusat kerajaan dengan masyarakat pantai sebagai daerah bawahannya.
Faktor kedua adalah hubungan penguasa Sriwijaya dengan negara-negara besar
lainnya (Cina dan India).
Hubungan Sriwijaya dengan negara
Cina, India, dan Arab terjalin dengan baik. Catatan Hsin-tang-shu dan
Sung-shih, banyak mencatat kedatangan utusan dari Sriwijaya. Utusan Sriwijaya
kali pertama datang ke negeri Cina tercatat dalam kronik Cina pada tahun 670 M.
Sejak tahun 1178 M utusan Sriwijaya tidak pernah lagi datang ke negeri tirai
bambu. Juga tercatat, banyak kapal Ta-shih (negeri Arab dalam penyebutan orang
Cina) berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya, dan bahkan di setiap kota
dagang di bawah kekuasaan Sriwijaya telah ada pemukiman pedagang-pedagang
Islam.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan
di Selat Malaka sangat menguntungkan kedudukan Sriwijaya. Karena itu, pada masa
kekuasaan Balaputra Dewa, Sriwijaya membangun ibukota baru di Semenanjung
Malaka, yaitu kota Ligor (Prasasti Ligor tahun 775 M). Pendirian ibukota Ligor
bukan berarti meninggalkan ibukota Sriwijaya di Sumatra Selatan, melainkan
hanya untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadap aktivitas perdagangan di
Selat Malaka atau menghindari penyeberangan yang dilakukan oleh para pedagang
melalui Tanah Genting Kra (daerah perbatasan Thailand dan Malaysia).
Ibnu Faqih dari negeri Arab yang
mengunjungi Sriwijaya tahun 902 M, menyebutkan bahwa kota Sribuza (Sriwijaya)
sudah dikunjungi oleh berbagai bangsa. Di pelabuhan Sribuza terdapat segala
macam bahasa, yaitu bahasa Arab, Persia, Cina, India, dan Yunani, selain bahasa
penduduk asli sendiri. Dalam catatan Abu Hasan Ali Al-Mas’udi (dari Arab) yang
berjudul Muruju’z-Zahab Wa Ma-Adinu’l-Jauhar tahun 943 M, tercantum keterangan
mengenai kerajaan sangmaharaja yang meliputi Sribuza (Sriwijaya), Qalah, dan
pulau-pulau lain di Laut Cina. Tentaranya tak terhitung banyaknya. Dibutuhkan
waktu dua tahun jika kita akan mengelilingi kerajaan Sribuza. Kerajaan itu
banyak menghasilkan tumbuh-tumbuhan dan kayu-kayuan yang wangi, seperti kapur
barus, cendana, cengkeh, lada, dan minyak kastruri.
Perekonomian Kerajaan
Majapahit
Ekonomi kerajaan Majapahit sangat
bertopang pada dua sector utama, yaitu pertanian dan perdagangan, sector
pertanian sebagai sector utama dan sector peragangan sebagai sector penopang
kedua, hal ini merupakan cirri khas dari kerajaan kuno di pulau Jawa, yaitu
pemanfaatan kekuatan demografis, kombinasi kedua unsure inilah yang membuat
Majapahit menjadi begitu kuat, jika diperhatikan ibukota Majapahit terletak
jauh dipedalaman, sehingga ia menjadi aman dari serangan dari laut, unttuk
itulah Majapahit lebih focus kepada penguatan angkatan darat, walau demikan mereka juga tak
meninggalkan angkatan lautnya yang berjasa besar dalam perdagangan dan penjaga
laut Majapahit.
Kekuatan demogrsfi ini terlihat sangat
besar jika kita membandingkan Jawa pada masa Majapahit dengan luar Jawa.
Semananjung Malaya pada abad 14 memiliki penduduk sebanyak 200 ribu saja,
seukuran kota kecil masa kini, sedangkan Jawa pada saat yang sama memiliki
penduduk sebanyak 3 juta orang.
Dalam
pertanian, kerajaan Majapahit pada dahulunya, telah melakukan sistem
pengendalian air yang dalam hal ini terkait dengan pengendalian irigasi.
Irigasi merupakan hal yang fundamental dalam sektor pertanian. Keberadaan
Trowulan di sistem pegunungan api dan lembah dapat menjadi faktor pendukung
akan keberlangsungan kegiatan pertanian di Majapahit. Lembah-lembah yang ada dijadikan sebagai areal persawahan, dan
pada lembah itu pula mengalir sungai-sungai kecil. Pertanian pada masa
Majapahit ditunjang dengan perdagangan, melalui kota-kota pelabuhan di pesisir
utara Jawa dan dua kota pelabuhan di daerah pedalaman yaitu Canggu dan Hujung
Galuh yang letaknya di tepi sungai Brantas.
Perdagangan
merupakan sektor yang menunjang sektor perdagangan di Majapahit. Pasar dalam
sektor perdagangan merupakan komponen yang penting demi terciptanya suatu
trasaski barang. Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa di ibukota
kerajaan ada sebuah pasar yang besar. Letaknya berada di lingkungan keraton dan
tidak jauh dari pintu gerbang utara dan tempat kediaman keluarga istana .
Dalam kitab Negrakertagama dan sejumlah prasasti,
menyebutkan selain India, terdapat pula pedagang-pedagang asing lainnya, yaitu
Camboja atau Khmer (Kamboja), Cina, Yawana (Annam), Champa, Kartanaka (India
Selatan), Goda (Gaur), Syangka (Srilangka), Marinci dan Camerin. Para pedagan
asing itulah yang datang ke Majaphit dengan kapal dagang mereka .
Secara
umum, barang dagangan yang biasa
diperjual belikan antara lain adalah merica, kumukus (rempah-rempah), kapulaga,
kapas, labu, kasumba, kelapa, campaluk, gadung, kacang, hano, dan tirisan
gading. Selain itu masih ada jenis-jenis buahan yang diperjualbelikan pada masa
Majapahit. Jenis buahan tesebut adalah kapundung, duwet, jambu, durian,
manggis, ambawang, pisang, kacapi, limo, tal, salak, kawista, dam sentul. Dalam
prasasti dan naskah disebutkan pula barang dagangan yang diperjual belikan
seperti bata, periuk, besi, garam, gula, tuak, minyak, kesumba, kelapa, gambir
hitam, rabung, asam muda, wijen, tampah dulang, kukusan, tali, arang, lampu
wdihan dan ken atau kain, segala jenis hasil ladang, hasil sawah, hasil hutan,
hasil sungai, hasil lautan, dan hasil lubang . Juga jenis hewan peliharaan
seperti kerbau, sapi, kambing, babi, anjing, anak babi, ayan dan itik .
PERBANDINGAN
PEREKONOMIAN
Sekitar abad 7 sampai abad 12 Masehi , berdiri Kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan maritim yang pereekonomiannya mengandalkan kekuatan armada laut untuk melakukan pelayaran
dan perdagangan internasional, sekaligus menjaga wilayah kedaulatannya. Sriwjaya kala itu sudah memiliki 14
kota dagang yang tersebar di pantai timur Sumatera, semenanjung melayu, hingga
di kepulauan diantara dua daratan besar ini. Sektor terbesar yang menyumbang ke
kas Negara Sriwijaya berasal dari sector pajak ekspor dan beacukai bagi kapal
asing yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang dimiliki Sriwijaya, disusul
dari sector perdagangan. Jenis-jenis komuditas ekspor Sriwijaya diantaranya yakni kayu gaharu, kapur barus, cendana, gading, timah, cengkeh, pala, kapulaga,
pinang, lada, ebony atau kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah, dan kemenyan.
Barang-barang ini
kemudian dibeli atau ditukarkan dengan porselen, katun, dan sutera.
Sedangkan zaman Majapahit, sekitar abad 13 kan sampai abad 16 Masehi, Ekonomi kerajaan Majapahit sangat
bertopang pada dua sector utama, yaitu pertanian dan perdagangan, sector
pertanian sebagai sector utama dan sector perdagangan sebagai sector penopang
kedua, hal ini merupakan cirri khas dari kerajaan kuno di pulau Jawa, yaitu
pemanfaatan kekuatan demografis, kombinasi kedua unsure inilah yang membuat
Majapahit menjadi begitu kuat. Majapahit
juga mempunyai armada laut yang kuat untuk berlayar dan melakukan perdagangan
expor impor komoditas yang di
expor antara lain: lada, garam, kain, burung kakak tua. Komoditas yang di impor
adalah: mutiara, emas, perak, sutra, berbagai produk dari keramik, berbagai
produk dari besi. Perdagangan internasional dilakukan dengan India, Tiongkok,
Khmer dan Siam. Majapahit adalah negara agraris dan perdagangan. Ditunjang
dengan majunya pertanian dengan sistem irigasi di daerah sekitar sungai
Berantas, sungai Bengawan Solo, dan dataran rendah Jawa Timur yang cocok untuk
bertanam padi.
Harrah's Casino Tunica, MS | MapYRO
BalasHapusHarrah's Casino 삼척 출장안마 Tunica Hotel and Casino 부천 출장샵 is a Tunica, Mississippi hotel and casino with 1,800 rooms. The hotel features 1087 사천 출장마사지 spacious rooms, a 구미 출장샵 full-service 남양주 출장샵 spa,